Chapter 3: Lady of the Bran Castle
“Dan Nona tidak berubah sama sekali. Tigabelas tahun tidak cukup lama untuk membuat keisengan anda luntur.”
“Kau tidak tahu hal-hal yang akan dilakukan oleh mereka yang abadi untuk mencegah kebosanan,” sang Nona menarik tangannya dan menurunkan tudung merahnya. Rambut emasnya panjang terurai mencapai lutut.
“Kebosanan adalah takdir yang lebih mengerikan dari kematian,” ia lalu memberikan isyarat dengan tangannya untuk mempersilakan Vance berdiri.
“Namun saya masih tidak mengerti alasan saya dipanggil ke sini. Tentunya bukan hanya untuk memberikan tontonan berselera rendah pada bangsawan yang kebosanan?”
“Tidak kusangka tigabelas tahun cukup membuat lidahmu menjadi tajam, Vance, namun khusus untuk saat ini kulupakan sikap kurang ajar barusan karena sebaiknya kita tidak menyia-nyiakan reuni ini,” sang Nona lalu berjalan melintasi aula yang kotor penuh dengan debu dan kini berbau busuk seperti mayat terbakar. Aimee dan si gadis berkepang dua menyingkir untuk memberi jalan pada Nona mereka. Sang Nona pun duduk di atas singgasana yang tadinya didudukin oleh Count palsu. Tubuhnya yang kecil membuat singgasana tampak lebih besar dan megah.
“Bulan sedang indah malam ini. Semuanya mengingatkanku pada tigabelas tahun yang lalu saat kau harus pergi.”
“Aku tidak ingat saat aku harus pergi harus menghabisi sekelompok vampir.”
“Anggap saja semacam latihan untuk mengingat apa yang sudah kau pelajari sampai saat ini. Setidaknya aku yakin otakmu masih bekerja setelah menghabiskan waktu di rawa-rawa melawan mayat hidup selama satu dekade ini. Tentunya kau masih mampu mengingat tentang ketika kau meninggalkanku sendirian.”
“Terimakasih, Nona, namun kalau anda seperti ini terus tidak heran kalau anda bisa selalu sendirian.”
“Hei! Jaga kata-katamu di depan, Nona!” seru si gadis berkepang dua sambil menunjuk pada Vance. Ia tampak terlihat geram dengan ekspresi setengah muak melihat seorang manusia dan juga pemburu vampir menghina Nonanya.
“Tenang, Violetta. Ia bisa dibilang memilikiku jadi biarkan dia bicara apa adanya. Kalau ada yang harus memotong lidah kotor itu, hanya aku yang boleh melakukannya.”
“Nona! Apa maksudmu dengan pria kotor ini memilikimu!” Violetta mulai kesal dengan jawaban Nonanya, “Kalau ia melakukan sesuatu yang aneh aku tidak segan akan menghabisi-“
“Kau tidak akan menghabisi siapa-siapa, Violetta,” sang Nona mengangkat tangannya memberikan perintah absolut bagi Violetta untuk berhenti berbicara, “Bukan saja hanya karena ia adalah pemburu vampir dan bukan tandinganmu, namun juga aku telah memutuskan tidak ada yang boleh menyentuh nyawa pria ini selain diriku.”
Violetta jatuh terdiam. Beberapa kali ia mencoba membuka mulutnya untuk protes namun senyum sang Nona padanya lebih kuat dari ribuan bentakan untuk meyakinkan dirinya tidak ada gunanya mencoba berkata-kata lagi. Ia melempar pandangan ke arah Aimee mencari dukungan namun sang maid kepala tampak terdiam seperti biasa. Akhirnya ia melempar pandangan jijik pada Vance dan menjulurkan lidahnya.
“Maafkan tukang kebun kami, Vance. Dia succubus namun tidak punya pengalaman interaksi dengan pria jadi kadang-kadang Violetta bisa agak sulit diajak berbicara.”
“Tidak apa-apa. Pekerjaanku banyak mengurusi orang-orang yang sulit diajak berbicara.”
Vance lalu membalas hinaan dari Violetta dengan senyuman dan hal ini hanya membuat si gadis semakin jengkel.
“Jadi apakah keperluan Nona memanggil saya ke sini setelah tigabelas tahun? Tentunya adalah sesuatu yang sangat penting untuk memanggil pemburu vampir ke hadapan seorang Lady dari klan Dracul, terlebih lagi karena Anda telah memanggil seorang penerus Van Helsing.”
“Tidak sekalipun aku meragukan kemampuan kalian, para pemburu vampir dari Van Helsing, bagaimanapun aku telah melihat langsung bagaimana kalian beraksi. Klan Dracul dan keluarga Van Helsing telah memiliki sejarah baik dan buruk hampir setua satu abad.”
“Dan mengapa saya? Maafkan apabila saya terkesan meragukan penilaian Nona, Vance Hawthorne ini bukan berasal dari keluarga utama. Sehebat apa pun kemampuan saya tidak akan bisa menyamai mereka yang berasal dari keluarga-keluarga penerus sang pemburu vampir. Apabila Nona ingin meminta untuk perlindungan dari vampir lain atau pembasmian-“
“Vance,” sang Nona menyela dengan halus. Wajahnya tampak terhibur dan tersenyum yakin.
“Seluruh vampir di Eropa tahu tidak ada hal baik yang didapatkan dari berhadapan dengan klan Dracul. Hal-hal seperti pembasmian tidak memerlukan bantuan dari pihak luar seperti Van Helsing. Aku tidak meminta kau di sini untuk melakukan pekerjaan kotor itu.”
“Dan apakah yang kau inginkan dari diriku, Nona?”
Senyum sang Nona menjadi semakin lebar. Dengan semangat ia berdiri dari singgasananya sambil mengibaskan mantol merahnya. Telunjuknya terangkat ke atas sebelum akhirnya tertuju pada sosok manusia di depannya.
“Vance Hawthorne! Mulai saat ini saya, Lady Lucy Westenra dari klan Dracul, menunjukmu sebagai butler pribadiku dan chamberlain kepala seluruh kediaman keluarga Dracul!” serunya dengan lantang dan yakin sembari melepaskan kejutan bagi yang lain di aula tersebut, “Terimalah tugasmu dengan bangga!”